Pekanbaru, 16 Mei 2019 – Dinas Penanaman Modal dan pelayanan terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mempublikasikan data realisasi investasi Triwulan I (periode Januari – Maret) Tahun 2019, dengan total investasi mencapai Rp 9,63 triliun, meningkat 5,60 % dibanding periode yang sama tahun 2018, yaitu sebesar Rp Rp 9,12 triliun. Nilai investasi selama Triwulan I Tahun 2019 untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp 8,21 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Investasi 94,1 (juta US$) atau Rp. 1,41 triliun. Selama periode Triwulan I Tahun 2019, tenaga kerja yang terserap adalah sebanyak 22.376 orang Tenaga Kerja Indonesia Dan 28 orang Tenaga Kerja Asing.
Kepala DPMPTSP Provinsi Riau menyampaikan bahwa nilai realisasi investasi triwulan pertama tersebut sudah mencapai 40,13 % dari target investasi tahun 2019 sebesar Rp 24 triliun. Capaian realisasi investasi ini sangat penting untuk menjaga agar target pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau sebesar 2.57 % pada tahun 2019 dapat terealisasi.
Dibandingkan tahun 2018, pertumbuhan investasi PMDN pada Triwulan I Tahun 2019 meningkat sebesar 315,56 %, dari Rp 1,98 triliun di Triwulan I Tahun 2018 ke Rp 8,22 triliun di Triwulan I 2019. Sedangkan investasi PMA pada Triwulan I Tahun 2019 tersebut mengalami perlambatan sebesar 80,23 % dibanding Triwulan I Tahun 2018 yang sebesar Rp 7,14 triliun Triwulan I Tahun 2018 menjadi Rp. 1,41 triliun Triwulan I Tahun 2019.
Mengacu data Triwulan I Tahun 2019 terjadi tren positif terhadap pertumbuhan PMDN yang semula pada Triwulan IV Tahun 2018 adalah 21,99% menjadi 315,56% pada Triwulan I Tahun 2019. Kami melihat tren positif ini akan berlanjut pada masa mendatang, apalagi didukung dengan tekad kuat pemerintah yang akan melanjutkan reformasi di bidang ekonomi, pemanfaatan Online Single Submission (OSS) yang lebih baik, serta intensifikasi pengawalan investasi oleh berbagai instansi pemerintah terkait baik di pusat dan daerah.
DPMPTSP Provinsi Riau juga mencatat, realisasi investasi (PMDN & PMA) berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah : Pelalawan (Rp 3,73 triliun atau 38,51 %); Bengkalis (Rp 1,55 triliun atau 16,14 %); Dumai (Rp 1,39 triliun atau 14,40 %); Siak (Rp 1,17 triliun atau12,14 %); dan Pekanbaru (Rp 878,80 milyar atau 9,13%).
Sedangkan, realisasi investasi (PMDN & PMA) berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah: Kehutanan (Rp 3,12 triliun atau 32,37 %); Konstruksi (Rp 1,84 triliun atau 19,13 %); Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan (Rp 1,41 triliun atau 14,65 %); Industri Makanan (Rp 1,38 triliun atau 14,31%), serta Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (Rp 1,02 triliun atau 10,63%).
Lima besar negara asal PMA adalah : Singapura (Rp. 1,2 triliun atau 84,51 %); Malaysia (Rp. 106,83 milyar atau 7,57 %); Amerika Serikat (Rp. 80,07 milyar, 5,68%); Belanda (Rp. 14,84 milyar, 1,05%) dan Hongkong, R.R Tiongkok (Rp.8,30 milyar, 0,59 %).
“Seiring dengan telah diluncurkannya KOPI MANTAP (Koordinasi Pengawalan Investasi Memanfaatkan Aplikasi) pada bulan lalu, BKPM bersama dengan Pemerintah Daerah dan Kementerian/Lembaga terkait akan terus melakukan pengawalan investasi dalam rangka fasilitasi kendala investasi dan upaya percepatan peningkatan realisasi investasi. Kami persilakan bagi investor yang mengalami permasalahan dalam merealisasikan investasinya, dapat berkomunikasi atau datang langsung ke kantor BKPM.” jelas Plt. Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal-BKPM, Farah Ratna dewi Indriani .