Gezi rehberi Teknoloji Teknoloji
Total Realisasi Investasi Tahun 2018 sebesar Rp 22,9 trilliun, 3,17 % secara Nasional
image

Total Realisasi Investasi Tahun 2018 sebesar Rp 22,9 trilliun, 3,17 % secara Nasional

Total Realisasi Investasi Tahun 2018 sebesar Rp 22,9 trilliun,  3,17 % secara Nasional
Total Realisasi Investasi Tahun 2018 sebesar Rp 22,9 trilliun, 3,17 % secara Nasional
Jumat, 01 Maret 2019 | 08:47:am WIB / Dibaca : 3788 kali 

Pekanbaru, 25 Februari 2019 – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu menyampaikan data realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) untuk periode tahun 2018 yang mencapai Rp22,9 triliun atau 97,07 % dari target realisasi yang ditetapkan sebesarRp. 23,6 triliun, namun jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 8,5 % atau Rp. 2,11 triliun.

Sedangkan secara nasional realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) untuk periode tahun 2018 yang mencapaiRp 721,3 triliun atau 94,3 % dari target realisasi investasi RPJMN yang ditetapkan sebesar Rp. 765 triliun.

Total realisasi investasi PMDN tahun 2018 mencapai Rp9,1 triliun mengalami penurunan sebesar 16,34 %, dibandingkan tahun2017 sebesar Rp. 10.83 triliun. Sedangkan realisasi investasi PMA tahun 2018 adalah sebesar US $ 1.032,88 juta setara dengan Rp.13,8 triliun turun 2,66 % dibandingkan realisasi investasi PMA tahun 2017 sebesar US $ 1061,10 juta.

“Seperti yang pernah saya sampaikan sebelumnya bahwa realisasi investasi tahun 2018 ini merupakan cerminan dari upaya tahun sebelumnya. Kurangnya eksekusi implementasi kebijakan pada tahun lalu berimbas pada perlambatan investasi ditahun ini, disamping adanya hambatan dari factor eksternal. Transisi perizinan ke system OSS sedikit banyak mempengaruhi tren perlambatan investasi ditahun ini, namun kami percaya bahwa realisasi investasi selanjutnya akan meningkat dengan adanya pembenahan system OSS dan kebijakan pro investasi yang lebih nendang dari tahun sebelumnya ”jelas Thomas Lembong dalam konferensi pers di kantor BKPM, Jakarta (30/01).

Selain itu penurunan nilai investasi di Provinsi Riau juga dipengaruhi bebarapa hal antara lain adalah : Belum disahkankannya beberapa Rencana Tata Ruang Wlilayah (RTRW) Kab / kota di Riau; Pelaku usaha masih wait and see melakukan investasi di tahun politik dan investor cenderung untuk melakukan pengalihan dana ke save heaven.

Berdasarkan sector usaha,(lima besar) realisasi investasi (PMDN &PMA) di Provinsi Riau adalah :Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan(Rp8,76 triliun atau 38,27 %); Industri Makanan (Rp6,94triliun atau 30,32%); Industri Kimia dan Farmasi (Rp2,81 triliun atau 12,27%); Industri Kertas dan Percetakan (Rp407,00 milyar, 1,78 %%); dan Industri Lainnya (Rp229,73 milyar atau1,00 %).

”Secara nasional Realisasi investasi selama tahun 2018 didominasi oleh sector infrastruktur seperti pembangkit listrik, jalan tol dan telekomunikasi. Dengan berkembangnya industry telekomunikasi kami mengharapkan ditahun – tahun mendatang industri yang berbasis teknologi digital dan beberapa startups lain yang dikategorikan unicorns dapat terus tumbuh. Hal ini yang menjadi pertimbangan kami untuk memberikan fasilitas fiscal berupa tax holiday untuk industri ekonomi digital” ujarTom. Sedangkan di Provinsi Riau didominasi dari pengembangan tanaman pangan, perkebunan dan peternakan; pengembangan industri makanan; Industri kimia dan farmasi serta industri kertas dan percetakan.

Sedangkan realisasi investasi PMA berdasarkan asal Negara (5 besar) adalah : Singapura (Rp. 8,23 triliun atau 59,45 %); Malaysia (Rp. 1.97 triliun atau 14,21 %); Amerika (Rp. 1,51 triliun atau 10,89%); Mauritius (Rp. 1,42 triliun atau 10,24 %); dan British Virgin Island (Rp. 285,47 miliar atau 2,06 %).

DPMPTSP Provinsi Riau juga mencatat bahwa total realisasi investasi (PMDN & PMA) Januari s.d Desember tahun 2018 berdasarkan lokasi proyek (lima besar) di Kabupaten / Kota adalah : Kabupaten Indragiri Hilir (Rp. 9,534 triliun atau 41,64%); Kota Dumai (Rp. 2,006 triliun atau 8,76%); Kabupaten Bengkalis (Rp.1,941 triliun atau 8,47%); Kabupaten Siak (Rp1,827 triliun atau 8,00%); dan Kabupaten Pelalawan (Rp1,816 triliun atau 7,93%).


Tulis Komentar