PEKANBARU - Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Provinsi Riau menyebutkan investasi pada sektor infrastruktur di Kota Pekanbaru tumbuh positif ditengah melemahnya perekonomian daerah setempat.
"Investasi untuk sektor infrastruktur tumbuh berkembang di Pekanbaru walaupun perekonomian kita melemah," kata Kepala BPMPD Provinsi Riau, Ismaili Fauzi di Pekanbaru, Rabu.
Menurutnya perekonomian daerah setempat selama ini ditopang oleh dua sektor andalan oleh sektor minyak dan gas serta perkebunan. Seiring menurunnya harga komoditas tersebut dipasar dunia telah berakibat kepada perlambatan pertumbuhan ekonomi diderah setempat.
"Kadang-kadang teorinya berbalik, justru jika rupiah itu turun orang malah suka berinvestasi," katanya pula.
Namun begitu, kata dia, ditengah melemahnya perokomian bukan berarti investasi yang masuk didaerah setempat merosot.
"Investasi meraka berkembang dari industri perdagangan lah, pembangunan mall, rumah sakit, hotel di Pekanbaru mendapat rangking pertama untuk investasi di sektor infrastruktur dari kabupaten/kota lainnya di Provinsi Riau," kata dia lagi.
BPMPD Provinsi Riau mengatakan realisasi investasi di daerah berjuluk "Bumi Lancang Kuning" ini mencapai Rp1,927 triliun pada triwulan I-2016.
"Untuk penanaman modal dalam negeri mencapai Rp1.336,96 miliar, sedangkan penanaman modal asing mencapai Rp590,184 miliar," ujarnya lagi.
Ia menjelaskan, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berasal dari 38 proyek. Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) ada 46 proyek yang terealisasi.
"Perusaahan yang investasi di Riau saat ini sebanyak 900 perusahaan dan paling banyak investasi pada sektor infrastruktur, sedangkan perusahaan yang menjadi unggulan masih industrik kehutanan seperti RAPP, Indah Kiat dan sejauh ini kesemuanya itu termasuk perusahaan besar," katanya lagi.
Ia menjelaskan untuk target investasi di Provinsi Riau tahun ini sebagaimana yang ditargetkan nasional pada tahun ini adalah sebesar Rp18,5 triliun, dengan begitu pencapaian realisasi investasi pada triwulan I baru sekitar 10 persen dari target.
Dikatakannya kepada Antara beberapa rencana investasi yang sudah masuk ke Riau, namun belum bisa direalisasikan salah satu sebab utamanya karena belum rampungnya Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi (RTRWP).